Kamis, 10 Juli 2014

Menyesal (Part-3)

Cerbung My Cuple Cie Cie



Maaf ya kalo typo bertebaran dimana mana :)

 Follow ya Twitter gue hehe https://twitter.com/ekanuroktavian4


Happy Reading...

|
|
|
|

 BINTANG P.O.V

 Malem ini gue gak bisa tidur. Gue masih mikirin kejadian tadi sama alex. Ya Tuhaaaan apa yang gue lakuin sih sampe bisa-bisanya bibir alex menyentuh pipi gue??!! >,< marceelll maafin aku karena udah ngekhianatin cinta kita. aku gak tau apa jadinya kalo kamu sampe tau tentang hubungan aku sama alex -___-
Alex.
Baru kali ini gue ngerasain yang namanya ‘perlakuan’ cinta yang gak gue dapet dari marcel. Bukan soal ‘kiss’ itu ,tapi selain alex tampan dan gentle, dia membuat hari-hari gue gak datar lagi ,lebih berwarna dan menyenangkan. alex juga orangnya rame, seru, nyambung, dan gak kaku. Sedangkan marcel...
Marcel.
Kita udah lama ngejalin hubungan, tapi gue rasa marcel kurang peka dan terkesan kaku. Kita jarang banget ngobrol seru. Tapi kepolosannya dan sikapnya yang dewasa membuat gue nyaman deket dia. marcel terlalu baik buat gue, he’s got someone better than me lah. marcel lebih cocok jadi kakak gue ketimbang pacar gue, karena marcel itu orangnya baik. Dia perhatian banget sih sama gue.
Tapi gimanaaaa? Sekarang semuanya udah terlanjur!! T-T
Drrrt...t drrrt...
Eh, apanih? Ada telpon?

Alexx calling...

Duh..angkat jangan yah? >,< tapi kalo gak diangkat ntar disangka ngehindar lagi. Ya Tuhaaaan..tarik nafas dulu deh..Hhhh

Halo~”
“bintang?”
“hmm?”
“bintang, are you okey? Udahlah bintang, gak usah cengeng!”
Lah? Ko dia tau kalo gue abis nangis?, “Apaan sih ?!siapa juga yang cengeng :o”
“Itu nangis!”
“sok tau! Tau darimana?” pengen tau juga sih dia tau darimana, kok udah kayak paranormal aja ni anak [?]
“nafas lo.”
“Nafas gue? Kenapa?”
“ketauan lah kalo lagi nangis! bintang, lo masih marah soal yang tadi?”
“Ngh...” gue harus jawab apa??!, “gak tau..”
“gak tau? Kok gitu? bin, gue minta maaf :(”
“gue bingung,lex kenapa gue kayak gini? Gue udah ngecewain marcel,lexx~ :’(” Oh God, gue mulai sesenggukan sekarang.
“Pst cup cup..iya iya gue tau, ini bukan sepenuhnya salah lo kok, salah gue udah cinta sama pacar temen gue sendiri. Sori yaa!”
“Cinta gak pernah salah, lex. Keadaan aja yang gak tepat, sekarang gue harus apaa~?”
“Udaah, take it easy, bin! Gue bakal tanggung jawab dan bilang ke marcel.”
“WHUAT o.O ?Lo mau bilang apa? NO!!”
“Ya tentang hubungan kita lah! Dia harus tau,bin! Sebelum terlambat, lo mau marcel tau belakangan tapi bukan dari mulut kita sendiri? Itu justru yang bakal bikin dia tambah sakit hati, binnn!”
“Iyasih~ ta—tapi..---”
“Oh atau lu tetep mau mempertahankan hubungan lo sama marcel tapi lo menyiksa batin lo sendiri karena lu gak tulus cinta sama dia, di sisi lain lo juga udah bikin marcel tertipu bin ! apa lu gak kasian??”
“CUKUP! Iyaaa iya gue tau, terserah lo deh..huhuhu”
“Ayolah bin jangan terpaksa gitu, serahin semuanya sama gue, everything’s gonna be alrite, oke? Trust me!”
“I’m with you ~_~”
“Okay, dont worry, bin..gnite! nice sleep :)”
Thanks, nice dream :’)“
* * *


Bila cinta tak lagi untukku ,bila hati tak lagi padaku
Mengapa harus dia yang merebut dirimu??



MARCEL P.O.V

Siang ini pulang sekolah marcel langsung pergi ke sekolahnya bintang buat jemput dia dan anterin pulang.Tapi baru sampe depan gerbang sekolah, marcel memberhentikan motornya, karena dia baru aja ngeliat motor cagiva lewat yang kayaknya membawa bintang bersama seorang cowo di depannya.
‘Itu bintang bukan yah?’ gumamnya sambil terus melihat ke arah cagiva yang menjauh, ‘Tapi itu kan kayak motornya Alex?! Akh..begitu banyak yang punya cagiva di kota ini sih~ belum tentu itu alex..’
“Eh sori, lo tau bintang gak?”tanya marcel pada cowo yang kebetulan lewat didepannya, dengan papan nama didekat kantungnya bertuliskan : Deva Ekada Saputra. Cowo itu Cuma mengangguk dan menatap marcel dengan tatapan ini-pasti-marcel-pacarnya-Ka bintang-.
“Lo liat gak dia kemana?”tanya marcel lagi. Cowo itu tetep gak jawab, dia Cuma menggeleng, “Atau..bintang udah pulang, yah??” tanya marcel masih belum puas dengan jawaban cowo itu. Cowo itu tak langsung menjawab, ia memutar bola matanya terlihat mengingat-ingat, kemudian mengangguk cepat, seperti menyadari sesuatu,“Sendirian ?”tanya marcel lagi. Kali ini cowo bernama Deva itu hanya mengangkat bahunya tanda tidak tau. Alvinmarcel sempat bergumam dalam hatinya, ‘bisu kali ya ni anak?!’ sambil garuk-garuk kepalanya yang sama sekali ga gatel. “Oyea~ yaya deh iya oke,”kata marcel gak jelas, “Yaudah deh thanks yah! Bye~” kata marcel sambil memutar motornya untuk pulang, cowo ‘aneh’ itu Cuma mengangkat jempolnya tanda ‘sip’ sambil tersenyum lebar.

Sampai di rumah, marcel langsung telpon bintang buat mastiin kalo dia udah pulang atau belum. Nada tunggu pun terdengar.

@kediaman bintang.
Ternyata bintang lagi ngobrol sama alex di beranda rumahnya. Waktu ada panggilan masuk dari ‘My marcel’ ,obrolan mereka terhenti. bintang langsung ambil HPnya dan liat siapa yang menelepon. Mukanya langsung berubah bingung.
“Duhh..”gumamnya pelan.
“Siapa, binn?”tanya alex.
“marcel~”jawab bintang sambil menatap alex dengan tatapan duh–gimana-nih-?
“Gak papa, angkat aja!”
Akhirnya dengan ragu bintang menekan tombol ‘jawab’ , “Ha-halo~”
“Halo, bintang?”
“Iya?”
“Kamu dimana? Udah pulang?”
“Iya cel, aku udah pulang kok, sekarang lagi di rumah.”
“Oh syukur deh. Tadi aku mau anterin kamu pulang, pas nyampe sekolah kamu aku kayak liat kamu gitu di motor. Tapi yaudahlah mungkin orang lain yang mirip kamu.”
‘mampus.’ batin bintang langsung melotot kaget waktu denger kata-kata marcel barusan. alex yang tampak menangkap ekspresi Bintang, terlihat bertanya-tanya dan berkata, “kenapa?” pelan.
“Oh~i..iya kali,Cel! Salah liat mungkin.” Sahut Bintang gugup.
“Hmm..kamu lagi apa sekarang?” pertanyaan menjebak dari Marcell. Bintang harus jawab apa?!
“Egh..aku..lagi ngobrol aja sama temen. Lagi ada tamu soalnya (>,<) .”
“Oya? Wah seru dong ya ngobrolnya. Mana dia? Coba kasih telponnya ke tamu kamu dong, aku mau ngobrol bentar.”
DEG !
Jantung Bintang berdetak gak karuan waktu marcell bilang gitu, matanya semakin membesar kayak gini nih à (O.O) gitu.
“Hah? Eh..ngg..ngobrol, Cell?”tanya Bintang sambil memandang Alex cemas. Alex mengisyaratkan tanya ‘kenapa’ dengan kepalanya.
“Iya,”
“T-tunggu bentar~”lalu bintang menjauhkan HPnya dari mulutnya dan berkata pelan sehingga terdengar seperti berbisik, “Marcell mau ngomong sama lo >,<”
“Oh..yaudah gak papa. Sini!” kata Alex santai. Bintang menyerahkan HPnya ragu-ragu.
“Halo?” sapa Alex begitu HP udah ada ditangannya.
“Oh. Jadi ini tamu yang dimaksud bintang selama ini? Hah? Bagus~ ckck” sahut marcell yang langsung menyadari suara orang yang menyapanya.
“Maksud lo apa sih, Cell?” tanya Alex berusaha tenang.
“Gak usah ngelak deh, Lex! Ini lo kan, Alex?! Jadi bener yah cagiva yang gue liat dikendarain sama seorang cowo bersama cewe yang gue duga adalah bintang dibelakangnya itu adalah lo!”
“Iya. Gue gak ngelak kok. Lo bener.”
“Hhh..sejak kapan?”
“Apa?”
“SEJAK KAPAN LO ANTER
BINTANG PULANG TANPA BILANG-BILANG GUE??!!”
Alex agak menjauhkan HP dari telinganya begitu Marcell membentak, “LO GAK USAH NYOLOT DONG! Santai aja kenapa?! Gue bisa jelasin semuanya asal lu mau dengerin gue!!”
“Pantesan yah, selama ini gue ngerasa ada yang berubah sama sikapnya
bintang semenjak gue kenalin dia ke lo.”
“Lo harus dengerin dulu---”
“Gak perlu, gue udah illfeel.”

Tuuuuttt tuuuuut

“Lho,
Cell?? Halo?!! MARCHELL?!!”

Telepon terputus.
“Gimana,
lex?” tanya bintang cemas.
Alex Cuma bisa menghela nafas panjang.


----------------------------------------------------------------

Dalam gerimis menghujam, seorang cowo berpayung merah yang bermata
sipit ,berkulit putih dan berseragam putih abu-abu itu melewati sebuah lapangan basket dan berdiri memandangnya dari kejauhan, yang dia yakin seseorang yang sedang men-dribble bola oranye di tengah lapangan sana tidak akan menyadarinya.
Tak lama ada cowo lain yang menghampiri cowo yang sedang bermain basket sendirian itu. Kemudian saat bola di lambungkan cowo bermata sipit menuju ring basket, ia berhasil memasukkannya, lalu cowo yang menghampirinya tadi mengambil bola itu, mengempitnya sambil bertepuk tangan.
“Not Bad. Bravo!” serunya.
“Mau lo apa?”tanya cowo berjaket abu-abu itu. Mereka saling berhadapan.
“Gak ada apa-apa. Gue Cuma muji lo. Permainan lo semakin oke, tapi Cuma dalam basket. Gue gak yakin lu bisa bagus dalam ‘pemainan cinta’ lo sendiri.”
“Heh, Maksud lu apa??!!”sentak cowo chinesse itu.
“Sori, Bro. Gue bisa maen basket lebih bagus dari lo, tapi gue bakal ngalah atau lakuin apapun saat pertandingan nanti biar lu menang asal gue bisa sama
bintang.”
“APA??! Dengan kata lain lu mau bilang kalo gue loser yang gak lebih jago basket daripada lo?! Jangan sombong deh lo! One on one lu sama gue, gue ladenin! Biar gue buktiin kalo gue bisa menang tanpa harus dikasihani sama lu!”
“Okeh. Siapa takut?! One on one dan kalo gue menang lo harus ikhlasin
bintang buat gue. Deal?!”tantang cowo itu sambil memutar basket di atas jarinya.
Cowo sipit ini mendengus sambil memakai capuchon jaketnya, “DEAL!”
Tak lama setelah melihat kejadian itu, cowo berpayung merah itu kemudian pergi lagi melanjutkan perjalanannya.

                                                 +++++++++++

Keesokan harinya, masih di bulan Desember yang sendu karena pengaruh cuaca yang dingin dan

 langit yang terus saja menurunkan titik-titik airnya secara perlahan, membuat bintang semakin bimbang, sedih, dilema dan tak tahu harus bagaimana. Saat ini ia sedang terduduk di pinggir jendela kelas yang sengaja ia buka untuk menikmati aroma gerimis di luar. Tangannya menopang dagu, matanya menerawang ke atas langit.
Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya pelan. Praktis, agak membuat dia terlonjak lalu menoleh dan melihat siapa pelakunya.
“Eh, Deva? Aku kira siapa ” kata
bintang begitu menyadari siapa yang datang, sambil memberikan seulas senyuman.
Deva Cuma membalasnya dengan senyuman.
“Duduk sini, Dev.” suruh
bintang, menunjuk ke kursi sebelah dia duduk. Deva menurut dan langsung duduk di sampingnya.
“Belum pulang, Dev?”tanya
bintang. Deva hanya mengangguk. “Iya nih..ujannya gak mau berenti-berenti sih. Padahal udah jam pulang sekolah -_-* ”kata bintang lagi. Lalu menghela nafas panjang. “Hhh...nungguin marcell jemput aku juga gak mungkin :’( lagipula dia kan di motor hffft..”lanjutnya, menyesal.
“Bukan karena hal lain?”
Bintang agak tersentak begitu denger suara ini. Dia yang tadinya menatap keluar langsung menengok ke arah Deva.
Sepertinya Deva langsung mengerti maksud ekspresi
bintang, “Ka marcell ga bisa jemput Ka Bintang itu bukan karena ujan atau naek motor, kan?”
“Mak—maksud kamu apa, Deva?” tanya
Bintang heran.
“Ka
Bintang, Deva liat Ka marcell lagi maen basket sama cowo, one on one di lapangan. Mereka ujan-ujanan sampe basah kuyup.”
“Hah?? Kapan kamu liatnya, Dev?”
“Deva tau, Ka. Deva sebenernya tadi udah pulang, jarak rumah sama sekolah kan gak jauh, karena liat Ka
marcell ujan-ujanan maen basket berdua, Deva langsung balik lagi kesini buat ngasih tau Ka bintang. Ternyata bener kan Ka bintang masih ada.”
“Ya ampun!!” seru
bintang sambil bangkit dari kursinya, “Pasti sama Alex deh! Gue harus gimanaaa??”
“Ini, Ka
Bintang!”kata Deva sambil menyerahkan sebuah payung lipat berwarna merah ditangannya, Bintang menoleh.
“Ka
Bintang, Kakak harus ikhlas yah, apapun yang terjadi jangan disesali karena itu buah dari apa yang telah Ka bintang perbuat. Setiap masalah pasti ada hikmahnya, Ka bintang harus terima, semua yang diterima Ka bintang adalah yang terbaik dari yang Mahakuasa  percayalah~” Bintang tersenyum manis, matanya berkaca-kaca, lalu agak membungkukan badannya untuk mengambil payung ditangan Deva, “Makasih banyak, Deva sayang :’) aku gak tau lagi harus gimana. Aku galau banget >,<” ucapnya dengan suara yang bergetar.
“Everythings gonna be alrite. Trust me” kata Deva lagi tersenyum, sambil mengedipkan sebelah matanya.
Bintang langsung memeluk erat adik kelas kesayangannya itu, kemudian ia pegi keluar kelas meninggalkan Deva.
Deva adalah adik kelas
bintang yang paling dekat karena ada kejadian yang bikin mereka akrab. Waktu itu bintang pernah ditolong oleh Deva pada suatu kecelakaan. Kalo saja Deva gak memanggilnya, “HEI KAKAK!” mungkin bintang yang saat itu hendak menyebrang akan tertabrak mobil tronton yang melaju cepat ke arahnya, namun tak disadari bintang. Tapi Deva datang di saat yang tepat.
Deva adalah seorang anak indigo yang punya kelebihan diluar batas seorang anak biasa, bahkan bisa melebihi kemampuan orang dewasa. Anaknya pendiam dan tak banyak omong. Sekalinya berbicara, kata-katanya selalu bijak dan sangat membantu orang lain. Ia juga pintar dalam berbagai bidang pelajaran. Namun dia tidak sombong dan tetap rendah hati. Apalagi sebenarnya Deva terlahir dari keluarga yang begitu sederhana, sehingga ia bisa bersekolah di sekolah --yang juga tempat
bintang sekolah ini— hanya karena mendapat beasiswa, karena sekolahnya yang sekarang adalah salahsatu sekolah terpandang sekabupaten. #Intermezzo~

@lapangan basket umum [?]

Jumlah angka bola yang masuk antara
Marcell vs Alex - 30:29
Mereka telah bermain selama lebih dari sejam!!
Marcell terlihat tak mau kalah, ia terus saja men-dribble bola, sementara Alex berusaha menghalanginya.
“ENOUGH,
cell! Gue tau lu udah lemah...”seru Alex sambil terus menghadang Marcell.
“Siapa bilang? Gue gak seperti yang lu pikir.”
“Kalo semua ini tentang
bintang, plis maafin gue,Cell! Jangan nyiksa diri lu sendiri, bintang gak bisa dipaksa,cell!”
“ARGH !”
Marcell men-shoot bola ke atas ring tapi Alex melakukan rebound sehingga bola tak jadi masuk. Bola kembali ke tangan Marcell, dan ia langsung men-dribble nya kembali, “Nyadar dong lu tuh temen makan temen tau gak?! Temen macem apaan lu?!”
“Lo harus ikhlas,
Cell! Kenyataan kadang memang sangat menyakitkan, tapi inilah hidup!” suara Alex terdengar lantang, namun beradu padu dengan suara hujan yang semakin deras, “Lo harus ngerti,Cell gue dan Bintang saling cinta!!”
“BULL!!!”
TANG
Suara papan ring terdengar keras begitu
marcell tidak tepat memasukkan bola basketnya.
MARCCCEELL~!!!”Tiba-tiba terdengar suara Bintang dari sudut lapangan, otomatis membuat Marcell dan Alex menoleh seraya. Detik berikutnya, tak memikirkan betapa derasnya hujan yang turun, Bintang langsung melempar payung merah yang dipakainya lalu berlari cepat menuju marcell ditengah lapangan dan langsung memeluknya erat, erat sekali seakan mereka tidak akan bertemu kembali.
“Jangan,
cell jangan, Pliis~ :’’( udah maennya! Dari kemaren kamu latian terus-terusan apa gak cape? Sekarang kamu malah ujan-ujanan kayak gini hikshiks T-T” Kata bintang sesenggukan.
marcell hanya terpaku. Ia tak membalas pelukan hangat bintang. Matanya manatap lurus ke bawah. Air hujan terus mengguyur dirinya, mengaliri tiap sudut tubuhnya. Kemudian ia menghela nafas sebentar, sambil melepas pelukan Bintang perlahan, “Kamu boleh pergi, Binn~” ucapnya tenang.
Bintang terlihat syok. Raut mukanya terlihat semakin kecewa dan bulir-bulir air matanya yang belomba dengan tetesan air hujan diatas pipinya menjadi nampak samar, “Maksud kamu apa, cell?”tanyanya dengan suara yang bergetar.
“Aku jadiin kamu sebagai pacar aku dengan cara baik-baik dan aku perlakukan juga kamu dengan baik-baik. Maka akan aku putuskan kamu dengan cara yang baik-baik juga. Aku paling gak bisa liat seorang wanita menangis, apalagi dia adalah orang yang aku sayang. Aku gak pernah ada niat buat bikin kamu jenuh, bahkan sampe kamu terpaksa ngejalanin hubungan ini. Aku gak pernah,
binn.” Jelas Marcell, membuat Bintang semakin sesenggukan. Bahkan tanpa Bintang dan Alex sadari, sebenarnya air mata yang bergumul di pelupuk mata Marcell telah menetes ke pipinya perlahan, namun tertutupi oleh air hujan.
Marcelll huhuhu~ T-T Maafin aku,Cell!!! >.< maafin aku..”
“Hidup adalah pilihan,
Binn. Dan kamu berhak nentuin pilihan kamu. Makasih banyak buat cinta yang luar biasa buat aku selama ini, buat hari-hari dan moment indah bersamamu yang gak akan pernah aku lupain.” kata marcell, memberikan senyumnya yang paling indah yang belum pernah bintang liat sebelumnya, “Dan lo, lex..jaga Bintang buat gue!”pandangan Marcell tertuju ke Alex, “Gue masih sayang sama dia, tapi karena itulah gue harus membiarkan dia bahagia dengan pilihannya. Gue ngalah bukan berarti kalah. Inget, masih ada pertandingan basket tingkat kabupaten. Kita harus sportif. Lo boleh menangin bintang dari gue, tapi gue bakal buktiin kalo gue bakalan menang di pertandingan nanti!”
Alex tersenyum penuh arti, “Pasti! Gue pegang omongan lo, gue tunggu!”
Lalu
Marcell pun berbalik badan kemudian melangkahkan kakinya menjauh pergi dari Alex dan Bintang.
Marceelll.... hiks” bintang menangis tersedu-sedu, berusaha mengejar marcell tapi alex mencegahnya, lalu mendekapnya erat, membiarkan bintang menangis di pelukkannya.

Bila aku tak baik untukmu
Dan bila dia bahagia dirimu
Aku kan pergi meski hati tak akan rela


Hujan sore itu menambah kegalauan yang dirasakan pria berwajah oriental itu, kakinya melangkah gontai meninggalkan gadis yang selama ini dicintainya setulus hati. Sementara seorang gadis masih terus memanggil namanya dibelakang, tapi ia tak peduli.
Kini sudah tak ada gunanya lagi menyesali takdir. Semuanya sudah terlanjur terjadi.
Marcell tidak bisa kembali ke masa lalu untuk tidak mengenalkan Bintang pada Alex. Meskipun ia memohon, meminta, meratap, itu tidak akan merubah keadaan. Ia hanya bisa pergi. Ke tempat jauh yang akan membawanya menuju tempat indah lainnya dimana “CINTA” adalah sebuah “KETULUSAN”, bukan sebuah “KETERPAKSAAN.”
Inilah akhir cerita cinta
Marcell dengan Bintang. Sebuah keputusan yang berawal dari sebuah kata~ : “menyesal.”


Terkadang ku menyesal mengapa ku kenalkan dia,
Padamu...

                                                                             ===END===



Akhirnya selesai juga... Makasih ya yg udah setia nunggu cerita ini dan sorry kalo terlalu ngaret :)

Gua rada agak males sebenernya ngelanjutin cerita yg Gaje ini,tapi dengan sekuat tenaga gua akhirnya terciptalah cerita ini :v



Rabu, 09 Juli 2014

MENYESAL (part-2)


Cerbung My Couple cie Cie Alex Bintang






 Hai... Sorry ya ngaret :) Kali ini aku langsung posting sama part 3 nya langsung biar kalian gak nunggu2 lagi ^^
Yang belom baca part 1 nya klik link ini aja http://ekanuroktaviani29.blogspot.com/2014/06/menyesal-part-1.html
                                                                        +++++++
 
Besoknya pulang sekolah (dipercepat yaa)...
 
13.20
From : Alex
Udh plg ,Bin ? sndiri kan? Gw anterin lg yah!


Itu sms alex yang baru aja dibaca bintang dan langsung ia balas :
13.21
To : Alex
Iya gue tunggu


Saat itu juga Bintang langsung berjalan keluar sekolah dan nunggu Alex di depan gerbang. Beberapa menit kemudian, sebuah motor ninja merah yang Bintang yakin adalah milik Marcell, berhenti tepat di depannya. Si pemilik motor itu lalu membuka helm yang menutupi wajahnya, ‘Marcell??’ bener dugaan Bintang.
“Hai, Bintang!” sapa marcell, tersenyum.
“hai cell!”balas bintang, membalas senyum marcell.
“Kok diem? Ayo naik! Mau langsung pulang, kan?!”kata marcell sambil memberi isyarat dengan kepalanya untuk segera naik.
“Oh i-iya..”kata bintang kikuk, lalu naik di jok penumpang dibelakang marcell.

Di perjalanan, Bintang langsung sms Alexx.

13.30
To : Alex
Lex, lu ga usah anter gw, udh ada marcell.
Thx b4

“cell, ko kamu bisa anter aku pulang? Katanya kamu mau latian basket~”tanya bintang kemudian.
“Iya, binn. Pelatihnya ga bisa dateng, jadi aku bisa ijin buat pergi deh. Yaudah aku langsung ke sekolah kamu buat anterin pulang.”
“Oh..gitu yah..”

Sampe di rumah bintang...
“Thanks ya, cell” ucap bintang begitu turun dari motor.
“Iya, aku pergi dulu ya,binn!”kata marcell sambil men-star motornya bersiap pergi.
“Lho, mau pergi lagi? Ga istirahat dulu disini?”
“Engga lah, binn. Aku kan mau latihan.”
“Katanya pelatihnya gak ada?”
“iya sih , tapi bukan berarti latihannya libur kan..pertandingannya udah deket,bin. Kita gak boleh maen-maen. Jadi kita harus tetep latihan walopun tanpa pelatih.”
“oh gitu..ckck kamu bilang kemaren kecapean, sekarang kamu malah nyempetin buat nganter aku pulang padahal kamu masih harus latian, aku jadi gak enak,cell sama kamu. :(”
“:) Gak papa, sayang! Anything for you, ok?! Bye !”
“bye, cell! hati-hati ya!” kata bintang sambil melambaikan tangannya.

Malemnya bintang dapet sms lagi dari Alex. Isinya ->

19.00
From : Alex
Bin,I feel boring now. Need refreshing -__-*
Wanna go out?


19.02
To : Alex
Duh, besok masi skolah, gw ada tugas! Lg ngerjain dlu yah


19.03
From : Alex
Besok deh! gmna?


19.05
To : Alex
Hmm..liat ntar deh kalo marcell ga anter pulang.


19.06
From : Alex
Ok, ill pick u up plg skolah ya!


19.07
To : Alex
Oke


* * *

Keesokkannya pulang sekolah... (sekolahnya ga pernah belajar nih hehe)


“Ayo, Binn!” seru Alexx saat baru nyampe didepan sekolah bintang dengan cagiva merahnya.
bintang langsung naik dibelakangnya, “mau kemana sih emangnya?”
“nonton yuk!”
“ada film apa?”
“gak tau, makanya kita liat aja dulu.”

@Bioskop
“Akh apaan nih film hari ini gak ada yang seru! Masa horror indonesia semua xp” kata alex saat liat jadwal film yang tayang hari ini.
“Iyalah, lex..lagian hari ini bukan weekend -,-“ ucap bintang sambil liat-liat juga, “Eh, lex kita nonton ini aja yuks!” tunjuk bintang kesebuah papan penayangan film.
alex langsung liat film yang dimaksud bintang, “Iddih..kayak anak kecil aja nonton begituan~”komentar alex waktu baca judul filmnya adalah : SNOWWHITE .
“enggak kok :o! Itu bukan film anak kecil, lagi! Itu film princess!” protes bintang sambil manyun.
“Apa bedanya? Anak kecil kan suka princess, lagian itu kan film lama! Lo kayak belum pernah nonton aja si.”
“Tapi ini snowwhite versi terbaru yang udah dirombak ceritanya, yang mainnya juga manusia beneran bukan kartun! Lagian mau nonton film apa lagi coba? Gak ada pilihan, kan?!”
“hmm..”
“Ayolaaah..”bujuk bintang.
“Iya deh..dengan sangat terpaksa..”kata alex akhirnya.

Selesai nonton, @starbucks...

“yampuun kereen! So sweet banget sih *_*” komentar bintang setelah keluar dari bioskop tempat dia nonton.
“Ah..biasa aja ;p” sahut alex sambil memain-mainkan sendok digelas mochachino nya.
“Hmm..mirror mirror on the wall, siapa wanita tercaaantik didunia ini?!haha” kata bintang, meniru adegan di film tadi.
“dihh..ngapain sih lu ngikut-ngikutin adegan yang di film tadi? Lagian gue bisa kok jawab pertanyaan lo itu..”
“haha apa??”tanya bintang.
“Kamu~”jawab alex, sambil manatap kedua mata bintang. Sontak, bintang jadi agak gugup tapi ia langsung menguasai diri dan malah tertawa.
“ahahahaha gombal~ :D” katanya, sambil memalingkan wajahnya.
“bintang, gue serius!”seru alex sambil memegang tangan bintang, tapi bintang langsung menepisnya.
“apaan deh lo,lex! Gak lucu tau haha”
“ya gak lucu karena gue emang serius! Lu emang cantik sih..”
“ahaha udah ah , thanks lah kalo gitu, lu juga...cakep ko :)”
“hehe gak salah kok, binn!”
“yee malah narsis :p”
“bodo :p. Oya bin, lu gimana sama marcell?”
“gimana apanya? Gak gimana-gimana”
“yaa..hubungan lo bae-bae aja kan?”
“oiyadong! Tapi..ya itu—“
“itu kenapa?”
“Well, harus gue akuin lama-lama pacaran sama marcell bikin gue jenuh juga, terlalu flat gue rasa sih -_- marcell tuh terlalu serius sih orangnya, dia baik..baiik banget malah! Perhatian lah orangnya..Cuma justru itu yang entah kenapa malah bikin gue jenuh.”
“tapi lu tetep bertahan yah?”
“gak ada alesan buat gue mengakhiri hubungan gue sama dia, lex. Atas dasar apa?”
“Kenapa gak coba ngomong aja, binn?”
“Ngomong gimana sih? Dia bikin kesalahan aja engga, selama ini kita gak pernah ada masalah lex! dengan alesan apa, coba?!”
alex kemudian mendekatkan diri ke bintang, lalu berkata lirih, “dengan alasan...---gue~” lalu mereka saling mendekat, semakin mendekat, hingga wajah mereka tak berjarak lagi. Aroma khas alex tercium lagi begitu jelas oleh bintang, dan ia merasakan kehangatan yang selama ini belum pernah ia dapatkan dari marcell.
3 detik.
Moment manis itu hanya berlangsung 3 detik. Tak lebih. Karena bintang langsung tersadar dan sontak menjauh dari alex dan mukanya berubah merasa bersalah.
“ups..sori,”kata bintang sambil menyabet tas nya lalu beranjak pergi meninggalkan alex, tapi alex menahannya.
“Engga, sori, bin! Harusnya gue yang minta maaf. bintang !” cegah alex sambil mengikuti bintang.
bintang terus melangkah sambil menyeka air matanya yang mulai mengalir. Hatinya kini dipenuhi rasa bersalah pada marcell karena ia telah mengkhianati cintanya.
“Engga,lex . Gue gak bisa!!”
“Tunggu,binn! maafin gue!”kata alex sambil menarik tangan bintang, tapi bintang menepisnya cepat.
“Lepasin,lex!” kata bintang, sesenggukan. Lalu dia berlari semakin meninggalkan alex.
“ARGH !!” Alex mengacak-acak rambutnya sendiri.

* * *